Sunday, January 22, 2012

Broken Soul

Kulihat seorang gadis berurai air mata menatap lekat ke arahku. Kuperhatikan ia baik-baik, secara detail setiap sudut wajahnya. Tersirat berbagai tekanan dalam kilau matanya. Mengapa seperti itu? Apa ia 'tak bahagia akan kehidupannya? Apa yang ia rasakan?  Apa ia juga sama sepertiku? 

Ya, ia refleksiku fisiku, bukan refleksi hatiku. Namun, mengapa ia juga menangis? Mengapa di matanya juga tersirat penderitaan batin sepertiku? Apa ia mengerti apa yang sedang kurasakan saat ini? Aku menggelengkan kepalaku. Berusaha melupakan semua yang hal yang menghantui pikiran dan perasaanku.

Kecewa . Itulah yang kurasakan saat ini. Aku telah berharap banyak padanya, membayangkan semua hal yang mungkin dapat kita lakukan bersama. Aku senang mendengar bahwa ia mampu, bahwa ia bisa, ia dapat melakukan hal itu. Hemm, aku terlalu mempercayakan hatiku padanya. Namun ia?
Menghempaskan hatiku begitu saja. Sakit? Tentu saja. Ingin rasanya aku mengakhiri hidupku saat ini juga. Aku lelah! Lelah dengan bayang semua hal yang 'takkan pernah terjadi!

Sungguh, aku ingin semua penderitaanku yang tiada henti ini berakhir. Aku terlahir kedunia ini sebagai seorang pendendam, bukan pembenci. Sebagai seorang manusia, bukan malaikat seperti yang mereka katakan tentangku. Aku tak marah, namun hatiku? Sepertinya begitu. Aku 'tak ingin menambah dosaku lagi hanya karena dendam. Dendam tiada akhir yang hanya akan membuatku terpuruk dan terjatuh; 'tak bisa bangkit lagi. Aku berusaha melupakan kejadian hari ini. Walau susah, aku akan berusaha bagaimana pun caranya.

Sampai kapan aku harus begini?




Note :
Bukan fakta =.=


No comments:

Post a Comment